ORANG JUDES LEBIH GAMPANG KENA STROKE
Orang yang judes, agresif dan
sering marah-marah memiliki risiko serangan stroke 40
persen lebih besar dibanding
orang yang mampu mengendalikan diri. Kok bisa? Karena ketika orang
sering marah maka dinding arteri leher mudah menyempit sehingga memicu
serangan jantung dan stroke. Demikian kesimpulan dr Ralph Sacco ketua
neurologi di University of Miami Miller School of Medicine yang
dipublikasikan di jurnal Hypertension.
“Pengetahuan adalah langkah
pertama untuk membuat perubahan perilaku. Jika ada pengetahuan tentang
stres dan watak judes bisa membantu mengubah perilaku orang sehingga
bisa menghindari risiko serangan jantung,” kata Sacco. Tim riset yang
dipimpin Angelina Sutin dari US National Institute on Aging,
mengumpulkan data lebih dari 5.600 orang di empat desa di Sardinia,
Italia. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki skor tinggi
untuk sifat antagonis mengalami penebalan lebih banyak pada arteri leher
(karotid), dibandingkan dengan orang yang sifatnya lebih menyenangkan.
Penebalan dinding arteri karotid merupakan faktor risiko serangan
jantung dan stroke. Orang yang sering marah dan judes memicu penebalan
dinding arteri.
“orang yang menyenangkan cenderung mudah percaya,
mengatakan apa adanya dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain,
sementara orang-orang yang mendapat skor tinggi untuk sifat antagonis,
cenderung tak mudah percaya, skeptis dan sinis, manipulatif, egois,
sombong dan cepat mengekspresikan kemarahan,” terang Sutin. Secara umum,
pria lebih banyak mengalami penebalan dinding arteri daripada wanita.
Tapi di
antara perempuan yang antagonis, risikonya cepat menyamai laki-laki.
“Sedangkan wanita dengan sifat menyenangkan memiliki dinding arteri
yang jauh lebih tipis dibandingkan laki-laki yang sifatnya menyenangkan.
Antagonisme memiliki keterkaitan lebih erat dengan penebalan arteri
pada wanita,” kata Sutin. Biasanya, penebalan dinding arteri adalah
pertanda
meningkatnya usia, namun
orang muda dengan sifat judes
akan mengalami penebalan
dinding arteri.
“Orang yang menyenangkan cenderung mudah percaya, mengatakan apa adanya
dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, sementara orang-orang
yang mendapat skor tinggi untuk sifat antagonis, cenderung tak mudah
percaya, skeptis dan sinis, manipulatif, egois, sombong dan cepat
mengekspresikan kemarahan,” Angelina Sutin dari US National Institute on
Aging.
“Pengetahuan adalah langkah pertama untuk membuat perubahan perilaku. Jika ada pengetahuan tentang stres dan watak judes bisa membantu mengubah perilaku orang sehingga bisa menghindari risiko serangan jantung,” kata Sacco. Tim riset yang dipimpin Angelina Sutin dari US National Institute on Aging, mengumpulkan data lebih dari 5.600 orang di empat desa di Sardinia, Italia. Para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki skor tinggi untuk sifat antagonis mengalami penebalan lebih banyak pada arteri leher (karotid), dibandingkan dengan orang yang sifatnya lebih menyenangkan. Penebalan dinding arteri karotid merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke. Orang yang sering marah dan judes memicu penebalan dinding arteri.
“orang yang menyenangkan cenderung mudah percaya, mengatakan apa adanya dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, sementara orang-orang yang mendapat skor tinggi untuk sifat antagonis, cenderung tak mudah percaya, skeptis dan sinis, manipulatif, egois, sombong dan cepat mengekspresikan kemarahan,” terang Sutin. Secara umum, pria lebih banyak mengalami penebalan dinding arteri daripada wanita. Tapi di
antara perempuan yang antagonis, risikonya cepat menyamai laki-laki.
“Sedangkan wanita dengan sifat menyenangkan memiliki dinding arteri yang jauh lebih tipis dibandingkan laki-laki yang sifatnya menyenangkan. Antagonisme memiliki keterkaitan lebih erat dengan penebalan arteri pada wanita,” kata Sutin. Biasanya, penebalan dinding arteri adalah pertanda
meningkatnya usia, namun
orang muda dengan sifat judes
akan mengalami penebalan
dinding arteri.
“Orang yang menyenangkan cenderung mudah percaya, mengatakan apa adanya dan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, sementara orang-orang yang mendapat skor tinggi untuk sifat antagonis, cenderung tak mudah percaya, skeptis dan sinis, manipulatif, egois, sombong dan cepat mengekspresikan kemarahan,” Angelina Sutin dari US National Institute on Aging.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar