Eceng Gondok
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin : Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Walaupun Eceng gondok sering dianggap gulma Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat. Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida.
· Cacing tanah
Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic. Kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk diternak ,selain itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain. Manfaat cacing tanah selain dapat menggeburkan tanah, dapat pula menyembuhkan penyakit misalnya tipus, menurunkan kolesterol, dll.
Wetland / rawa yang berada didesa tungkaran yang memiliki luas sekitar 25 hektar ini dulu merupakan lahan tidur yang tidak difungsikan, hal ini dikarenakan daerah rawa sulit dimanfaatkan untuk daerah pertanian. Namun dengan bantuan Dinas Pertanian Kabupaten Banjar serta masyarakat setempat, lahan tidur ini dialih fungsikan menjadi lahan yang menjanjikan. Lahan ini ditanami kacang tanah yang apabila dipanen melebihi panen padi yang selama ini menjadi andalan kabupaten banjar.
Desa tungkaran memang cocok ditanami kacang tanah, selain karena tanahnya subur, potensi pupuk kandang juga tersedia dikawasan ini. Selain kacang tanah, jagung dan palawija juga dikembangkan untuk mengubah lahan tidur menjadi lahan yang menjanjikan bagi masyarakat. Bahkan kelapa sawit pun sedang dikembang di daerah ini.
Selain itu, masyarakat didesa ini pun memanfaatkan lahan ini dengan membuat tambak ikan ataupun mencari ikan dengan cara memancing. Padi-padi pun banyak ditanam disekitar rumah warga, walaupun padi yang ditanam hanya berskala kecil.
Seiring dengan perkembangan zaman dan bertambahnya jumlah penduduk khususnya Kalimantan selatan. Maka semakin banyak pula kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah tempat tinggal. Dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong, termasuk lahan basah maka dibangunlah perumahan-perumahan warga. padahal lahan basah sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem di alam, khususnya bumi Kalimantan Selatan. Apabila hutan rawa hilang dan tergantikan oleh perumahan penduduk serta pembangunan fasilitas-fasilitas umum, maka akan menimbulkan kerugian bagi manusia itu sendiri, antara lain :
1. dapat mengakibatkan kekeringan
2. dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
3. dapat mengakibatkan banjir
4. hilangnya flora dan fauna di dalamnya
5. sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang
6. Hilangnya sumber penelitian/pembelajaran tentang rawa.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya semenjak dini, daerah lahan basah khususnya rawa dijadikan cagar alam. Contoh rawa yang sekarang menjadi cagar alam adalah cagar alam muara angke. Cagar alam muara angke terletak dibagian utara kota Jakarta, keberadaannya membentang sepanjang garis pantai dari muara karang ke barat ke arah kamal dengan panjang kurang lebih 5 km lebar 100 meter dengan luas kurang lebih 50,80 Ha.
1. dapat mengakibatkan kekeringan
2. dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
3. dapat mengakibatkan banjir
4. hilangnya flora dan fauna di dalamnya
5. sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang
6. Hilangnya sumber penelitian/pembelajaran tentang rawa.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya semenjak dini, daerah lahan basah khususnya rawa dijadikan cagar alam. Contoh rawa yang sekarang menjadi cagar alam adalah cagar alam muara angke. Cagar alam muara angke terletak dibagian utara kota Jakarta, keberadaannya membentang sepanjang garis pantai dari muara karang ke barat ke arah kamal dengan panjang kurang lebih 5 km lebar 100 meter dengan luas kurang lebih 50,80 Ha.
Selain itu, masyarakat yang hidup disekitar wilayah wetland / lahan basah hendaknya lebih memahami lagi tentang pentingnya menjaga lingkungan, salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menjaga lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah disembarang tempat serta banyak lagi cara-cara lainnya.
untukbudi daya ikan
1. SEJARAH SINGKAT
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang
pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475
sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun
1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas
yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan
Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat
10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
2. SENTRA PERIKANAN
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk,
sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan
umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi,
Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta
3. JENIS
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Anak kelas : Actinopterygii
Bangsa : Cypriniformes
Suku : Cyprinidae
Marga : Cyprinus
Jenis : Cyprinus carpio L.
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri
dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan
kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik,
bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas
adalah sebagai berikut:
1) Ikan mas punten: sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;
bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit;
perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1.
2) Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih
gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila
diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang
badan dengan tinggi badan antara 3,2:1.
3) Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata
pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit;
gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan
panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1.
4) Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif
panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan
lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan
antara 3,5:1.
5) Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik
bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp,
long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi,
shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku
nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi.
Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang
berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang
berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang
banyak dibudidayakan.
4. MANFAAT
1) Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
2) Sebagai ikan hias.
5. PERSYARATAN LOKASI
1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar
dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
2) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5%
untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
3) Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada
ketinggian antara 150-1000 m dpl.
4) Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh
dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5) Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air
tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras
debitnya 100 liter/menit/m3.
6) Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8.
7) Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 derajat C.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam
dibangun di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga
memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
a. Kolam pemeliharaan induk
Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya.
Sebagai contoh untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter
persegi bila hanya mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila
diberi pakan pelet, maka untuk 100 kg induk memerlukan luas 150-200
meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya persegi panjang dengan
dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi anyaman bambu
bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan dipasang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar